Sabtu

Hidup Mewah di Telaga Warna

Preparing the equipment



Saninten



Macaca fascicularis




Dua hari kita berlayar di atas rakit, sebagian teman ada yang sibuk mengambil sample air telaga untuk analisis Ph air yang ditepi danau dengan yang di tengah danau lalu dibandingkan, ada yang sibuk mengamati mikro alga menggunakan mikroskop cahaya, ada yang bertugas mendayung, dan ada yang sibuk masak, nah masak itu bagianya aku. Hari pertama kita masak mi dua bungkus dicampur bumbu rendang oleh-oleh dari teman yang baru pulang dari padang, kita makan rame-rame bergilir sendoknya sambil denger lagu band-band indie : payung teduh, dialog dini hari dan nostress. "mewah banget hidup kita" kata teman.

Tapi sebetulnya dibalik foto-foto ceria kita, beberapa hari sebelum acara, aku beserta enam orang temanku tersesat dihutan telaga warna karena trek yang harusnya dilalui tertutup bekas longsor, kita bikin trek baru. Berjam-jam ga nemuin jalan keluar sampai menjelang magrib. Alat penerangan cuma ada dua headlamp.  Jalan terahir kita adalah jurang. Satu persatu kita dievakuasi menggunkan tali rafia. Tiba giliranya aku yang dievakuai duluan. Aku kaget melihat kebawah jurang, aku menarik nafas, pelan-pelan aku merayap turun jurang dengan posisi tengkurap. Kaki ku ga ada pijakan. Aku cuma megang kayu. Ternyata kayu yang aku pegang lapuk, badanku jatuh menggelinding menabrak bebatuan dan ranting-ranting. Untung di bawah ada teman yang menahan badanku sambil menenangkan aku yang gemeteran nangis. Ada bekas luka dibawah dagu akibat terbentur batu. Terluka tidak akan menghentikan petualangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar